Friday, May 2, 2008

MacRitchie Reservoir

Kehebatan singapura dalam bidang ekonomi memang tidak perlu diragukan lagi dengan menjadi hub pemasaran untuk kawasan asia pasifik. Namun jangan heran jika pemerintah singapura mampu juga menjaga keseimbangan alam pulau kecil yang dulunya bernama tamasek ini. Tidak begitu jauh dari gedung-gedung yang menjulang tinggi ternyata masih ada sebuah 'hutan lindung' yang cukup banyak menarik perhatian orang setempat. Sebuah hutan yang mungkin tidak begitu angker namun cukup rindang yang sangat sulit dijumpai dimanapun (kecuali magelang) karena letaknya di dekat kawasan pemukiman padat.

MacRitchie Reservoir adalah bendungan pertama di singapura yang dibangun tahun 1867-68. Dulunya, kawasan itu adalah sebuah hutan yang kemudian dibabat untuk lahan perumahan dan juga bendungan untuk cadangan air. Isi dari hutan saat ini hanyalah 10% dari kondisi semula.

Perjalanan dimulai dari pintu masuk bagian depan yang terdapat hamparan air yang cukup luar dan biasanya dimanfaatkan untuk olahraga dayung. Ikan jenis ekor merah, mujair, dan juga kura-kura ternyata sangat banyak. Mungkin karena tidak ada orang yang berani walaupun hanya sekedar memancing. Bisa dimaklumi karena hanya sekedar memberi makan monyet pun malah bakal didenda $500!!


Kami berempat: saya, RiN, MHD dan Guret pun memulai perjalanan yang melelahkan ini. Jalanan yang terbuat dari kayu cukup bersih dari sampah dan sangatlah nyaman untuk dilalui. Di sepanjang jalan, sering kita jumpai papan yang menjelaskan tentang nama dan sejarah dari pohon maupun hewan yang mendiami hutan tersebut. Bahkan katanya, hutan tersebut juga menyimpang misteri dengan ditemukannya makam sejak tahun 1800an. Dan konon, sebuah tim investigasi hantu singapura menemukan jejak kaki aneh di sekitar makam tersebut. Namun tidak disebutkan apakah jejak langkah itu kepunyaan mahluk menyeramkan seperti apa agar menjadi tanda tanya sepanjang masa.


Banyak tempat yang bisa kita kunjungi di dalam hutan. Salah satunya adalah jembatan gantung tree-top. Sesuai dengan namanya, jembatan ini berada hampir sejajar dengan pucuk pohon-pohon di sekelilingnya. Jembatan yang terbuat dari kombinasi besi dan anyaman tali ini sangat sempit hingga hanya satu orang yang bisa lewat dan harus saling mengekor. Ada juga tower jelutong yang tidak sempat kami kunjungi karena kami telah letih dan kehausan.


Tak terasa perjalanan selama 3 jam telah kami lewatkan. Dari ranger camp di dekat tree-top kami pun menyusur jalan dipinggiran hutan untuk mencari jalan keluar terdekat. Bahkan karena rasa haus yang luar biasa menyiksa, terpikir untuk menembus hutan yang belom pernah dilewati manusia. Mungkin kalau kita coba, mungkin kita akan bertemu dengan makam yang katanya angker itu =p.

Hikmah perjalanan ke MacRitchie: bawalah air dan jangan lupa sarapan lebih dulu. Karena jika ada penjual makanan dan minuman, mungkin dia bukanlah manusia...

1 comment:

Riyandi Nuswantoro said...

bukan manusia gpp bay.. sing penting biasa minum hahaha...